Difabel Berdaya Solo mulai mengeksplorasi platform perniagaan digital
Solo – Komunitas pemberdayaan difabel tunadaksa Difabel Berdaya Solo mulai mengeksplorasi pemanfaatan platform perniagaan digital untuk membantu memperluas jangkauan pasar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang bergabung dalam komunitas.
Komunitas yang dibentuk oleh Sri Hartatik pada tahun 2020 itu mengajak anggotanya untuk memasarkan dan mempromosikan produk melalui platform perniagaan digital mulai Desember 2024.
“Kita juga mengedukasi ke teman-teman terkait dengan marketplace karena mereka kan sebenarnya masih sangat kurang pemahaman tentang digital marketing,” kata Sri Hartatik dalam acara temu media di Solo, Jawa Tengah, Rabu.
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam Difabel Berdaya Solo selama ini lebih banyak memasarkan dan mempromosikan produk mereka secara langsung atau melalui pameran di wilayah Solo dan sekitarnya.
“Teman-teman itu baru sebatas ikut pameran-pameran di sekitar, jadi belum menjangkau ke seluruh Indonesia,” kata Sri Hartatik, yang biasa disapa Tatik.
“Penghasilan masih di bawah UMR (upah minimum regional), karena mereka tingkat penjualannya masih konvensional, belum begitu banyak,” ia menambahkan.
Pemerintah menetapkan upah minimum bulanan pekerja di Kota Solo pada 2024 sebanyak Rp 2.269.070.
Guna mendukung upaya untuk meningkatkan penghasilan anggotanya, Difabel Berdaya Solo menjalin kemitraan dengan perusahaan penyedia platform jual beli daring.
Komunitas bekerja sama dengan perusahaan penyedia platform perniagaan digital mengadakan pelatihan tentang pemasaran digital bagi pelaku UMKM guna meningkatkan pengetahuan mereka mengenai pemanfaatan platform jual beli daring.
“Media pelatihan seperti ini membuka mindset (kerangka berpikir) teman-teman kita, ternyata ada media digital yang sangat membantu kita, sangat membuka mindset kita,” kata Tatik.
Difabel Berdaya Solo juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Solo dalam melaksanakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan.
“Selama ini juga bekerja sama dengan pemkot, berupa pelatihan, tapi karena anggota kita itu juga banyak jadi kita tidak bisa kontinyu melakukannya,” kata Tatik.
Dia berharap pelatihan-pelatihan yang diadakan dapat meningkatkan kemampuan pelaku UMKM anggota Difabel Berdaya Solo dalam mempromosikan dan memasarkan produk sehingga omzet penjualan dan kesejahteraan mereka dapat meningkat.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti ini bisa meningkatkan penjualan mereka lewat marketplace, dan kegiatan seperti ini terus berkesinambungan,” katanya.