Mekari Qontak hadirkan ekosistem terpadu proses bisnis perusahaan
Jakarta – Perusahaan software dan automasi bisnis Mekari menghadirkan layanan “Qontak” sebagai strategi baru yang menghubungkan seluruh proses perusahaan dalam satu ekosistem terpadu, mulai dari pemasaran, penjualan, hingga layanan.
Pendekatan itu dirancang untuk mendukung pertumbuhan bisnis di tengah tekanan biaya dan meningkatnya ekspektasi pelanggan. Qontak juga menawarkan solusi berbasis AI yang menyeluruh, mulai dari akuisisi hingga retensi pelanggan.
“Reposisi Mekari Qontak tak lepas dari perubahan mendasar dalam perilaku konsumen dan arah pasar global serta mempertegas misi Mekari Qontak: to empowering businesses to reach, interact, win, and serve their customers,” jelas CMO Mekari Brendan Rakhphongphairoj dalam siaran pers, Senin.
Reposisi tersebut memperkuat fokus Mekari Qontak dalam mendukung tiga fungsi bisnis utama yaitu marketing, sales, dan support, serta menjawab langsung permasalahan umum seperti keterputusan channel, lambatnya konversi, dan rendahnya visibilitas data pelanggan.
“Dengan kecerdasan buatan, otomatisasi proses, dan workflow yang fleksibel, Mekari Qontak kini hadir sebagai alternatif strategis terhadap tools yang terfragmentasi, menjadi fondasi keterlibatan pelanggan yang berkelanjutan di era kompetisi yang makin menuntut kecepatan dan akurasi,” kata Brendan Rakhphongphairoj.
Mekari Qontak juga meluncurkan empat paket solusi berbasis kebutuhan tim dan tahapan customer journey. Pertama, Broadcast untuk membantu tim marketing menjangkau audiens secara luas dan efisien lewat kampanye WhatsApp dan email yang terotomatisasi dan terukur.
Kedua, Sales Suite untuk mempercepat proses penjualan dengan CRM yang terintegrasi, otomatisasi follow-up, dan visibilitas penuh atas pipeline. Ketiga, Service Suite yang memungkinkan tim support merespons lebih cepat dan menjaga kualitas layanan melalui manajemen tiket, SLA countdown, dan Chatbot AI.
Keempat, Qontak 360 sebagai solusi lintas tim untuk mengelola seluruh customer journey secara end-to-end, dari akuisisi hingga retensi, dalam satu platform terpadu.
“Dulu kami hanya gunakan omnichannel dari Mekari Qontak untuk menangani inquiry pelanggan. Sekarang, kami juga memanfaatkan CRM-nya untuk pelaporan internal sesuai regulasi. Koordinasi antar tim jadi lebih cepat dan komplain bisa langsung terdistribusi ke tim terkait. Lebih efisien dan interaktif,ˮ ujar Faradila Utami, Marketing Analyst and Strategist di IDS Medical Systems.
Mekari mengenalkan layanan Qontak juga sebagai antisipasi terhadap lima insight global yang harus diwaspadai pebisnis Indonesia pada 2025, yakni:
1. Biaya akuisisi pelanggan terus meningkat
Studi global menunjukkan Customer Acquisition Cost (CAC) melonjak lebih dari 60 persen dalam lima tahun terakhir. Pelanggan semakin selektif terhadap brand yang mereka pilih.
Di saat yang sama, pasar customer engagement global juga terus berkembang, diprediksi naik dari 22,3 miliar dolar AS pada 2024 menjadi 48,5 miliar dolar AS di 2032. Hal ini menunjukkan urgensi untuk mengadopsi pendekatan akuisisi yang lebih efisien dan bernilai tinggi.
2. Loyalitas pelanggan semakin rapuh di era digital-first
Penelitian menunjukkan bahwa 80 persen konsumen lebih memilih brand yang memberikan pengalaman personalisasi. Namun sayangnya, banyak bisnis belum mampu memenuhi ekspektasi layanan yang cepat, personal, dan konsisten.
Tanpa strategi engagement yang tepat, pelanggan mudah berpindah ke kompetitor hanya karena satu pengalaman buruk.
3. Fragmentasi channel masih menjadi hambatan besar
Banyak tim masih mengandalkan tools yang terpisah untuk marketing, sales, dan customer service. Akibatnya, data pelanggan tersebar, komunikasi terputus, dan respon lambat terhadap kebutuhan pelanggan menjadi tantangan harian.
Padahal perusahaan dengan strategi omnichannel kuat mampu mempertahankan hingga 89 persen pelanggan mereka, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri.
4. Kurangnya integrasi antar tim yang menyentuh pelanggan
Tim sales dan support bekerja dalam potensi miskomunikasi dan duplikasi kerja yang meningkat. Hal itu tak hanya memperlambat proses bisnis, tapi juga menciptakan pengalaman pelanggan yang tidak konsisten sehingga bisa merusak kepercayaan dalam jangka panjang.
5. Tekanan ekonomi mendorong kebutuhan efisiensi tanpa kompromi pengalaman
Di tengah tekanan tarif AS, depresiasi rupiah, dan lonjakan biaya impor, perusahaan kini dituntut melakukan efisiensi. Namun efisiensi tidak cukup jika mengorbankan pengalaman pelanggan.
Maka dari itu, adopsi teknologi berbasis AI menjadi sangat relevan karena mampu meningkatkan personalisasi, mempercepat respon, dan memperkuat retensi pelanggan dengan biaya lebih terukur.
Adopsi itu diperlukan menyusul pasar CRM (Customer Relationship Management) di Indonesia yang diperkirakan tumbuh dari 1,47 miliar dolar AS di 2025 menjadi 1,91 miliar dolar AS pada 2030, seiring dengan digitalisasi bisnis yang makin merata.