Morrissey Technology

Loading

Kemkomdigi diminta rampungkan aturan ruang digital anak dalam 2 bulan

Jakarta – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkap bahwa lembaganya diperintahkan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto untuk menuntaskan regulasi perihal perlindungan anak di ruang digital paling lambat dua bulan ke depan.

“Presiden menyampaikan melalui Pak Seskab (Sekretaris Kabinet) kepada kami kemarin menginginkan adanya percepatan aturan perlindungan anak di ruang digital ini agar dapat diselesaikan dengan secepatnya dan timeline-nya kami diberi waktu satu sampai dua bulan,” kata Meutya di Jakarta, Minggu.

Menanggapi hal tersebut Menkomdigi mengungkap telah menandatangani Surat Keputusan (SK) untuk membentuk tim kerja khusus yang akan menggodok kajian mengenai pembatasan tersebut termasuk aturan lainnya terkait perlindungan anak di ruang digital.

Berdasarkan Surat Keputusan itu, jelas Meutya, tim kerja yang terdiri atas perwakilan beberapa kementerian, akademisi, tokoh pendidikan anak, lembaga pemerhati anak Save The Children Indonesia, Lembaga Psikolog, Lembaga Perlindungan Anak yang diwakili Kak Seto, dan banyak lembaga terkait lainnya akan bekerja mulai Senin 3 Februari.

Tim yang disebut Tim Penguatan Regulasi Perlindungan Anak di Ranah Digital ini akan bekerja dalam tiga fokus utama, pertama untuk memperkuat regulasi dan mekanisme pengawasan terhadap platform digital yang menyediakan akses bagi anak-anak.

Kemudian, mereka juga bertugas meningkatkan literasi digital bagi anak dan orang tua agar lebih sadar akan risiko dunia maya, serta menindak tegas pelaku dan penyebar konten berbahaya yang mengancam keselamatan anak-anak.

“Seluruh menteri yang terlibat memiliki semangat yang sama dengan Presiden untuk mempercepat perlindungan anak-anak di dunia digital. Tim Penguatan Regulasi Perlindungan Anak di Ranah Digital yang dibentuk terdiri dari perwakilan pemerintah, akademisi, praktisi, dan perwakilan LSM anak,” ujar Menkomdigi.

Salah satu aspek yang dikaji dalam regulasi berkaitan dengan pembatasan usia khusus bagi anak-anak dalam penggunaan media sosial, sebagai langkah untuk mengurangi paparan terhadap konten berbahaya.

Dalam penyusunan regulasi, Menkomdigi berkoordinasi dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama serta Menteri Kesehatan.

Menkomdigi mengatakan upaya ini untuk menangani maraknya konsumsi pornografi yang dilakukan anak-anak di internet, di mana Indonesia saat ini tercatat di peringkat keempat di dunia dalam ranah akses konten pornografi terbesar.

Berdasarkan data National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC), konten kasus pornografi anak Indonesia selama 4 tahun mencapai 5.566.015 kasus. Jumlah ini merupakan yang terbanyak ke-4 di dunia dan ke-2 di ASEAN.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (2021) mencatat bahwa 89 persen anak usia lima tahun ke atas menggunakan internet hanya untuk media sosial, yang meningkatkan risiko mereka terpapar konten berbahaya.

Kasus judi online, pornografi, perundungan, dan kekerasan seksual terus mendominasi aduan yang diterima oleh Kemkomdigi.

Kemkomdigi dan KPAI berupaya hadirkan ruang digital aman bagi anak

Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berupaya menghadirkan ruang digital yang aman bagi anak serta melindungi anak dari berbagai bentuk ancaman kejahatan siber.​

“Kemkomdigi dan KPAI memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan anak-anak Indonesia terlindungi dari ancaman kejahatan digital seperti perundungan siber, penguntitan daring, eksploitasi pornografi anak, hingga judi online,” kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid saat menerima kunjungan perwakilan KPAI di Jakarta, Senin.

Oleh karena itu, Kemkomdigi dan KPAI bekerja sama dalam menjalankan upaya-upaya perlindungan anak di ruang digital, termasuk dalam penyusunan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang tata kelola perlindungan anak dalam penyelenggaraan sistem elektronik.

Meutya menyampaikan, RPP yang disiapkan sebagai dasar upaya untuk mewujudkan ruang digital aman bagi anak tersebut masih dalam proses harmonisasi dengan kementerian dan lembaga terkait.

Dia mengemukakan bahwa pemerintah terus memperbarui regulasi agar tetap relevan dengan tantangan zaman.

Ketua KPAI Ai Maryati bersama Wakil Ketua KPAI Jasra Putra dan Komisioner Kawiyan menyampaikan dukungan organisasi terhadap inisiatif Kemkomdigi menyiapkan regulasi mengenai pelindungan anak di ruang digital.

Mereka menekankan pentingnya mempercepat penerbitan regulasi dan meningkatkan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ancaman-ancaman kejahatan di ruang digital.

KPAI juga mengapresiasi upaya yang telah dijalankan oleh Kemkomdigi untuk mewujudkan ruang digital yang aman, termasuk di antaranya melalui pemblokiran akses terhadap konten negatif.

Hingga akhir November 2024, Kemkomdigi dengan dukungan instansi terkait telah memblokir lebih dari 5,3 juta konten perjudian online.

“Saya melihat adanya peningkatan terhadap jumlah konten yang berhasil di-take down, hal ini bentuk komitmen nyata Kemkomdigi untuk menjaga keamanan ruang digital bagi anak-anak,” kata Ketua KPAI.

Meutya berharap sinergi Kemkomdigi dengan KPAI bisa mendatangkan perbaikan signifikan dalam upaya pelindungan anak di ruang digital.

Srikandi Berkarya gelar diskusi bahas ruang digital untuk perempuan

Jakarta – Komunitas Srikandi Berkarya menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) guna membahas peran komunitas dan teknologi dalam mendorong perubahan sosial serta strategi kolaboratif untuk melindungi perempuan di ruang digital.

“Kami berharap dapat mendorong diskusi produktif dan kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi perempuan,” kata perwakilan Srikandi Berkarya Nur Rahma Citra dalam siaran pers di Jakarta, Minggu.

Nur Rahma mengatakan, FGD ini menjadi forum diskusi mendalam terkait meningkatnya ancaman kekerasan berbasis gender online (KBGO) seperti pelecehan seksual, ancaman pemerkosaan, hingga penyebaran konten tanpa izin.

Diskusi ini juga menyoroti data Komnas Perempuan tahun 2023 yang menunjukkan bahwa KBGO merupakan bentuk kekerasan berbasis gender paling sering dilaporkan, dengan 838 kasus atau 66 persen dari total kasus kekerasan seksual.

Melalui tema “Kekerasan Seksual di Ruang Digital: Bagaimana Menciptakan Ruang Digital yang Aman dan Nyaman Bagi Perempuan untuk Bersuara, Berkarya, dan Berdaya?”, peserta FGD juga mendiskusikan tantangan hukum dan peran teknologi dalam menciptakan ruang digital yang lebih aman.

Acara yang dihadiri oleh berbagai komunitas, mahasiswa, aktivis, serta perwakilan Kementerian terkait yang peduli terhadap isu perempuan dan kesetaraan gender ini juga menghasilkan rekomendasi kebijakan dalam bentuk policy brief yang akan disampaikan kepada pemangku kebijakan terkait, guna memperkuat upaya melindungi hak perempuan korban KBGO.

“Hasil dari diskusi ini tidak hanya berhenti di ruangan, tetapi akan kami lanjutkan dengan langkah konkret demi mendukung pemberdayaan perempuan,” ujar Nur Rahma Citra.

Dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKTP), Srikandi Berkarya juga meluncurkan kampanye kreatif dengan berkolaborasi dengan Snaplab, penyedia layanan cetak foto digital dengan meluncurkan frame kolaborasi original Srikandi Berkarya dengan tajuk “Unframe Violence: Say Cheese, Stay Safe”.

Frame kolaborasi ini merupakan inisiatif dari Snaplab dan Srikandi Berkarya untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam menciptakan karya visual yang menggambarkan harapan, kekuatan, dan keberanian perempuan yang telah menghadapi kekerasan.

Salah satu elemen utama dalam kampanye kreatif ini adalah penggunaan frame foto original yang dirancang oleh Srikandi Berkarya.

Setiap frame mengandung pesan inspiratif seperti “The Future is Female” dan “Women Support Women”, yang bertujuan untuk menguatkan solidaritas perempuan dalam menghapus kekerasan.

Frame ini tersedia dalam beberapa desain unik, memberikan ruang bagi setiap individu untuk mengekspresikan dukungan mereka dalam cara yang kreatif.

Adapun kolaborasi antara Srikandi Berkarya dan Snaplab ini tersedia sejak 25 November 2024 hingga 8 Desember 2024, dan dapat ditemui di booth photobox milik SnapLab yang terletak di berbagai daerah, dari Kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, hingga Banda Aceh.