Morrissey Technology

Loading

Teknologi 5G dan AI generatif dukung transformasi industri manufaktur

Jakarta – Teknologi seluler nirkabel 5G dan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) generatif telah dimanfaatkan untuk mendukung transformasi dalam sektor industri manufaktur.

Ericsson Indonesia sebagai perusahaan teknologi yang fokus mengembangkan kedua teknologi tersebut dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu, membagikan beberapa manfaat penggunaan teknologi 5G dan AI generatif dalam kegiatan industri manufaktur.

Berikut lima manfaat penggunaan teknologi 5G dan AI generatif untuk smart manufacturing yang bisa dirasakan oleh pelaku industri manufaktur menurut Ericsson.

1. Kecepatan, real-time monitoring, dan deteksi bahaya lebih dini

Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada periode Januari hingga Agustus 2024 ada 278.564 kasus kecelakaan kerja yang mayoritas melibatkan pekerja penerima upah di Indonesia.

Teknologi smart manufacturing yang didukung oleh konektivitas 5G dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keselamatan kerja.

Dengan kecepatan transfer data lebih tinggi dan latensi lebih rendah, teknologi 5G memungkinkan data dari sensor dan perangkat di lapangan dikirim dan diproses secara instan sehingga pengawasan bisa dilakukan secara real-time.

Selain itu, integrasi teknologi ini dapat mendeteksi bahaya lebih dini dan mengelola aktivitas operasional secara lebih aman, sehingga mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja.

2. Masa pakai mesin lebih panjang, operasional lebih lancar

Kesalahan manual yang dilakukan oleh operator, terutama dalam perhitungan produksi, dapat mengurangi efisiensi operasional dalam proses produksi.

Kesulitan melakukan kolaborasi jarak jauh untuk menyelesaikan masalah teknis dan data yang tidak akurat sering kali memperlambat pengambilan keputusan dan memperburuk kondisi mesin.

Tantangan tersebut dapat dijawab oleh teknologi 5G dan AI dengan kemampuan memberikan peringatan dini sebelum mesin mengalami kerusakan serta pengingat agar perawatan dapat dilakukan tepat waktu.

Dengan demikian, masa pakai mesin dapat diperpanjang dan kelancaran operasional bisa terjaga.

3. Mendorong efisiensi operasional dan keberlanjutan

 

Dengan dukungan teknologi 5G dan Gen AI, manajemen rantai pasok dalam smart manufacturing menjadi lebih efisien dan responsif.

Pemantauan real-time memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat, mengurangi risiko keterlambatan, dan meningkatkan akurasi distribusi.

Teknologi ini juga memfasilitasi transparansi yang lebih baik dalam seluruh proses rantai pasok, memudahkan perusahaan mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang muncul.

Selain itu, smart manufacturing mendukung ekonomi sirkular dengan mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi sumber daya melalui daur ulang dan penggunaan kembali material.

Dengan integrasi prediksi perawatan yang lebih baik dan pemeriksaan kualitas yang lebih akurat, perusahaan dapat meminimalkan limbah dan mengurangi cacat produk.

Teknologi ini juga membantu melacak jejak karbon, memastikan kepatuhan terhadap regulasi keberlanjutan, dan mendukung tujuan pengurangan emisi di industri.

4. Pengelolaan data dalam skala besar

Teknologi smart manufacturing memungkinkan perusahaan untuk mengelola dan memanfaatkan data dalam skala besar, membuka peluang untuk efisiensi dan inovasi yang sebelumnya tidak terlihat.

Gen AI yang didukung oleh konektivitas 5G dapat memberikan wawasan prediktif untuk mengatasi tantangan industri, seperti pemeliharaan dan penyelesaian masalah mesin.

5. Mendukung hilirisasi industri

Teknologi smart manufacturing berperan penting dalam mempercepat hilirisasi industri, yang menjadi fokus utama pemerintah Indonesia.

Teknologi tersebut dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi, sehingga pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah bisa dilakukan secara optimal.

Smart manufacturing memungkinkan operasi jarak jauh, yang dapat mengatasi tantangan lokasi tambang yang terpencil dengan jaringan telekomunikasi terbatas.

Smart manufacturing yang didukung oleh konektivitas 5G dan AI generatif mendukung praktik berkelanjutan, yang pada akhirnya memungkinkan industri tambang Indonesia memenuhi permintaan global yang terus berkembang.

Guna menghadirkan lebih banyak solusi smart manufacturing, Ericsson Indonesia membantu menjaring talenta-talenta digital dan inovator ​​​​​​​melalui Ericsson Hackathon 2024.

Puncak acara Ericsson Hackathon 2024, termasuk pengumuman pemenang kompetisi, akan dilaksanakan pada 10 Desember 2024.

Kegiatan yang diadakan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, PIDI 4.0, Kementerian Komunikasi dan Digital, Innovation & Learning Centers, Swiss German University, dan KORIKA itu diharapkan dapat mempercepat transformasi digital di Indonesia.

“Kami bertekad menghadirkan teknologi kelas dunia untuk memberdayakan inovator menciptakan solusi berdampak besar, sekaligus memainkan peran penting dalam mempercepat terwujudnya Industri 4.0 di Indonesia,” kata Kepala Ericsson Indonesia Krishna Patil.

6G Wireless Technology

Latest 6G Wireless Technology 500 Times Faster Than 5G Cell Phones

Morrissey Technology – Fifth generation or 5G connectivity for cellular technology has only been the network standard for about five years. But with 6G Wireless Technology already here, developers are looking for ways to take full advantage of the next generation’s enormous bandwidth. Judging from Science Alert, Friday (3/5/2024) a technology demo carried out in Japan showed a wireless device prototype reaching a data transfer speed of 100 Gbps, which is 10 times faster than 5G at its peak, and 500 times faster than the average smartphone 5G.

The result of extensive research and development carried out by Japanese telecommunications company NTT, Japanese mobile phone operator DOCOMO, and electronics companies NEC and Fujitsu, the device uses high-frequency bands in the 100 GHz and 300 GHz range, allowing it to pack significantly more data than previous generation standards.

This is still a work in progress given the current trade-off in terms of range, but experiments show a stable connection at distances over 100 meters. Advances in communications technology will in fact require different forms of transmitters and receivers as 6G networks are built, relying largely on innovations like these. Speaking of hardware, it’s worth noting that this demo requires a lot of high-end equipment. However, as technology develops, the size and cost of such equipment will gradually decrease.

It’s also important to remember that a top speed of 10 Gbps for 5G is the technical limit, under perfect conditions, using the most powerful and well-optimized hardware. According to Opensignal, average 5G speeds for smartphones on T-Mobile in the US, the best carrier in the country for 5G speeds, currently stands at 186.3 Mbps. In other words, 6G promises much better speed improvements. That would be useful in everything from high-resolution movie downloads to communications between autonomous vehicles.

As with 5G, there will be leaps forward in terms of bandwidth, or network capacity, as more devices can stay connected at the same time. If you’ve ever lost phone signal while watching a concert or sporting event, you’re no doubt familiar with network congestion. Well, things like that won’t happen with 6G. In certain situations, we may see 6G make WiFi redundant FOR4D, something that is already starting to happen with 5G. There may be no need to run physical cables to the front door of your home or office.

Looking at it more broadly, think of more devices coming online at higher speeds, equipped with more components and sensors that can communicate with the web (and each other). Nokia estimates 6G may be commercially available in 2030. Meanwhile, we currently have to deal with ‘new’ 5G networks that already seem slow compared to what the future holds.