Indosat jadi perusahaan pertama Indonesia yang adopsi Agentspace
Las Vegas, AS – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menjadi perusahaan pertama di kawasan Asia Pasifik yang mengadopsi Google Agentspace untuk memberdayakan karyawannya dengan kecerdasan buatan (AI).
IOH menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menempatkan agen-agen AI, sehingga data-data perusahaan dapat ditindaklanjuti langsung kepada karyawan untuk mempercepat analisis data dan pengambilan keputusan.
“Untuk ribuan karyawan kami, Google Agentspace berarti pekerjaan yang lebih efisien dan berdampak. Ini adalah asisten bertenaga AI yang menyediakan riset menyeluruh di seluruh data perusahaan dan menyederhanakan tugas-tugas dengan bahasa alami,” kata Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha dalam keterangannya.
Penggunaan Agentspace ini semakin memantapkan IOH dalam menjalankan visi besar AI North Star. Sejak melakukan merger pada tahun 2002, perusahaannya bertransformasi menjadi AI Native TechCo yang fokus untuk mengintegrasikan AI ke dalam seluruh aspek operasional dan komersialnya sebagai inti dari bisnis mereka. IOH menggandeng Google Cloud dan McKinsey.
“Selama enam bulan terakhir bekerja dengan McKinsey dan Google, kami melihat bagaimana AI membantu kami mengelola belanja modal (CapEx). Kami menghabiskan sekitar 500–550 juta dolar AS setiap tahunnya untuk CapEx, dan AI membantu kami melakukan pengeluaran di waktu dan lokasi yang tepat. Juga membantu kami meningkatkan pengalaman pelanggan,” ungkap Vikram dalam sesi khusus dengan media dari Indonesia, di Mandalay Bay.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Asia Pasifik Google Cloud Karan Bajwa mengatakan bawah kemitraan strategis yang panjang dengan Indosat menjadi tolok ukur bagaimana perusahaan cloud dan telco bisa bekerja sama.
“Kini visinya telah berkembang, membawa AI ke pasar. Jadi ada dua cara kami melihat kemitraan ini. Pertama, kami membantu mentransformasi infrastruktur dan platform data Indosat sebagai perusahaan, memodernisasi semua platform ini. Indosat memimpin adopsi teknologi baru dan Agentspace adalah contohnya,” tutur Karan.
Pertama kali diumumkan pada Desember 2024, Google Agentspace menggabungkan pencarian enterprise berkualitas Google, AI percakapan, model Gemini, dan agen pihak ketiga. Platform ini memberdayakan karyawan untuk menemukan dan menganalisis informasi dari perusahaan mereka, berinteraksi dengan agen AI, serta mengambil tindakan melalui aplikasi perusahaan.
Sebagai contoh, karyawan dapat menggunakan Agentspace untuk mengakses agen AI buatan Google seperti NotebookLM, yang memungkinkan mereka mengunggah berbagai sumber – seperti PDF, Google Docs, URL situs web, dan video YouTube – untuk diringkas, ditanyakan, dan dijawab dengan format yang spesifik.
“Agen AI merupakan lompatan besar dari otomasi atau chatbot tradisional. Mereka mampu menjalankan alur kerja kompleks, mulai dari perencanaan dan riset hingga menghasilkan dan menguji ide-ide baru. Tapi agar dapat digunakan secara luas, bisnis membutuhkan ekosistem informasi yang siap AI, cara yang mudah untuk menciptakan dan mengadopsi agen, serta keamanan dan kepatuhan kelas enterprise,” jelas Karan.
Dalam ajang Google Cloud Next 2025, sorotan utama dari acara yang berlangsung di Mandalay Bay, Las Vegas, Amerika Serikat itu adalah peningkatan terbaru pada Google Agentspace, yang menghadirkan model dasar Google terkini, agen-agen AI yang kuat, dan informasi perusahaan yang dapat ditindaklanjuti langsung para karyawan.