Grab kedepankan dialog terbuka terkait rencana penyesuaian tarif ojol
Jakarta – Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif ojek online (ojol) sebesar 8 hingga 15 persen menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk pelaku industri aplikasi transportasi daring.
Grab Indonesia menyatakan komitmennya untuk tetap menjalin komunikasi terbuka dan konstruktif dengan pemerintah dalam menyikapi kebijakan tersebut.
Vice President Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy menegaskan bahwa pihaknya menjunjung tinggi prinsip keterbukaan dan kolaborasi dalam merespons kebijakan pemerintah, termasuk rencana penyesuaian tarif transportasi daring yang dibahas dalam Rapat Komisi V DPR RI bersama Kementerian Perhubungan pada akhir Juni lalu.
“Grab Indonesia senantiasa menjunjung tinggi prinsip keterbukaan dan kerja sama dalam membangun komunikasi yang konstruktif dengan pemerintah, termasuk dengan Kementerian Perhubungan,” ujar Tirza ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Tirza menyampaikan, rencana perubahan tarif akan berdampak luas mulai dari penghasilan mitra pengemudi hingga sensitivitas harga di kalangan konsumen.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara keberlanjutan pendapatan mitra dan risiko penurunan permintaan akibat berkurangnya daya tarik harga layanan.
Dalam konteks persaingan yang ketat di industri transportasi daring, Grab menilai bahwa kajian terhadap kebijakan tarif harus mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini serta daya beli masyarakat.
“Grab Indonesia terus mendengarkan masukan dari para mitra pengemudi melalui berbagai kanal komunikasi, seperti kegiatan rutin Kopdar dan Forum Diskusi Mitra (Fordim) yang kami adakan di berbagai kota, baik secara langsung maupun virtual,” ujarnya.
Forum-forum tersebut, lanjut Tirza, menjadi ruang penting bagi mitra untuk menyampaikan aspirasi dan membahas isu aktual di lapangan secara bersama-sama dengan perusahaan.
Tirza menegaskan bahwa Grab percaya semangat kolaborasi dan keterbukaan menjadi kunci untuk mencari solusi terbaik yang mendukung keberlangsungan ekosistem transportasi digital di Indonesia.
“Perubahan seperti ini tentu menantang, namun kami percaya, kita dapat mencari solusi terbaik yang mendukung keberlanjutan ekosistem transportasi digital di Indonesia,” katanya.